Contoh kajian kerasionalan resep
Ananmnesa
Pasien mengeluh nyeri dada, tekanan darah tinggi,
sering tremor, dan pegal-pegal pada sekujur badan.
R/ Captopril 25 XLV
S 3 dd 1
R/ HCT XV
S 1-0-0
R/ Bisoprolol 5 XV
S 1 dd 1
R/ ISDN 5 XV
S 1 dd 1 SL bila nyeri dada
R/ B1 XLV
S 3 dd 1
R/ Meloxicam 15 XV
S 2 dd 1
R/ Antasida Fl. I
S 4 dd C
Pro :
Ny. N (61 Th)
a.
b. Analisa
Dalam kasus ini pasien menerima 7 item obat dalam
sekali waktu konsumsi. 7 item obat tersebut yaitu :
-
hidroklorotiazid
(HCT) yang merupakan diuretik golongan tiazid,
-
bisoprolol,
suatu agen antihipertensi golongan
pemblok β yang kardioselektif
-
isosorbid
dinitrat (ISDN), antiangina golongan nitrat
-
tiamin
(vitamin B1), untuk terapi defisiensi vitamin B1
-
meloksikam,
obat antiinflamasi nonsteroid, yang memiliki sifat antinyeri
-
antasida,
untuk menetralkan asam lambung
Dengan memperhatikan keluhan yang disampaikan oleh
pasien dan obat-obat yang diresepkan oleh dokter dapat diduga pemberian captopril, HCT, bisoprolol, dan ISDN berhubungan
dengan hipertensi dan keluhan nyeri dada. Nyeri dada, sering menjadi indikasi
adanya gangguan jantung. Meski tidak semua nyeri dada diakibatkan oleh kelainan
jantung. Meloksikam dan vitamin B1 ditujukan untuk mengatasi keluhan nyeri
badan. Pasien tidak secara langsung mengeluhkan kondisi yang berhubungan dengan
kelebihan asam lambung, namun dokter meresepkan antasida, hal ini mungkin
ditujukan untuk mencegah kemungkinan terjadinya iritasi lambung yang dapat memicu peningkatan asam lambung.
Jika benar, keluhan nyeri dada pada kasus ini
berhubungan dengan gangguan system jantung seperti halnya angina, maka
pemilihan kombinasi antihipertensi berupa captopril (ACE inhibitor), HCT (diuretik tiazid),
dan bisoprolol (β-bloker kardioselektif) relative merupakan pilihan yang tepat.
Kombinasi tersebut sebagaimana disarankan oleh JNC7. Kecuali pasien tersebut
memiliki riwayat infark myokardiak, penggunaan diuretik tidak disarankan.
Disamping diagnose penyerta dalam kasus hipertensi
ini yang harus menjadi dasar pemilihan terapi, faktor usia juga harus
dipertimbangkan. Dalam hal ini, pasien telah cukup lanjut usia, yaitu 61 tahun.
Faktor usia lanjut sangat memungkinkan terjadinya pengaruh hipertensi terhadap
kerusakan berbagai organ seperti jantung, hati, ginjal, dan otak. Sehingga
pemilihan terapinya harus benar-benar diperhatikan.
Dosis captopril, pasien menerima captopril 75 mg/hr dalam dosis terbagi tiga, maka
dosis tersebut masih dapat diterima sebagai dosis aman. Begitu pun dengan HCT
satu kali sehari pada pagi hari, merupakan dosis yang lazim. Dalam hal ini perlu
diingatkan pada pasien, agar jangan sampai mengkonsumsi HCT ini pada waktu sore
atau malam hari, karena dapat menimbulkan efek diuresis nokturnal, yang akan
sangat mengganggu waktu istirahat pasien pada malam hari. Bisoprolol 5 mg satu
kali sehari juga merupakan dosis aman. Namun pasien harus diingatkan untuk
tidak menghentikan penggunaan obat ini secara mendadak, karena dapat
menyebabkan kambuhan hipertensi. (Dipiro; 221).
Pemberian ISDN yang bersifat insidental, yaitu saat
terjadi gejala sesak nafas secara sublingual cukup tepat. Pemberian secara
sublingual dapat memberikan efek yang lebih cepat daripada secara oral. ISDN
akan dengan cepat mengakhiri serangan angina akut yang ditandai gejala sesak
nafas dan nyeri dada. Terapi captopril akan membantu mencegah serangan angina
yang berulang. Pasien yang menjalani terapi ISDN juga harus diapantau
konsentrasi kreatinin serumnya, terutama pada pasien-pasien yang terindikasi
mengalami kerusakan ginjal.
Peresepan vitamin B1, kemungkinan berhubungan dengan
penanganan keluhan tremor dan salah satu efek obat (bisoprolol).
Meloksikam diberikan untuk mengobati rasa nyeri.
Meloksikam merupakan salah satu anti inflamasi nonsteroid yang relative
selektif pada COX-2. Sehingga obat ini
relative aman terhadap lambung. Namun
harus diwaspadai efeknya terhadap ginjal. (Dipiro; 688, 916)
Dosis meloksikam yang diresepkan tampaknya berlebih.
Pada kasus nyeri osteoarthritis
meloksikam hanya digunakan untuk terapi jangka pendek, kecuali pada
penanganan rheumatoid arthritis dapat digunakan sebagai terapi jangka panjang.
Dosis yang dianjurkan hanya 7,5 mg/hari, maksimum 15 mg/hari. Apalagi dalam
kasus ini pasien telah lanjut usia, dosis yang disarankan hanya 7,5 mg/hari.
Sedangkan pada resep tersebut dokter menuliskan 2 kali sehari masing-masing 15
mg, atau 30 mg/hari. BNF maupun Pharmacotherapy-Dipiro menyebutkan bahwa
pemberian meloksikam hanya sekali sehari. (BNF 57; 552, 559)
Pemberian antasida tampaknya kurang signifikan.
Pasien tidak mengeluhkan gejala yang menunjukan adanya kelebihan asam lambung
sehingga perlu mengkonsumsi antasida. Meskipun antasida ini hanya bekerja
secara local pada lambung, namun tetap perlu diwaspadai interaksinya. Interaksi
mungkin terjadi dengan captopril, dimana absorpsi captopril dapat terhambat, yang
mengakibatkan bioavailabilitasnya rendah, dan konsentrasi efektif minimumnya
dalam darah tak tercapai, sehingga terapi yang optimum juga tidak tercapai.
Disamping itu, akumulasi kation Mg2+ dan Al3+ sangat mungkin berikatan dengan
senyawa-senyawa phosphate, sehingga absorpsi phophat menurun dan mengakibatkan hipophosphatemia. Terlebih
pasien juga mengkonsumsi diuretik, yang akan meningkatkan aktivitas urinari,
yang dapat semakin meningkatkan resiko hipophosphatemia. (Dipiro; 996).
Penggunaan beberapa item obat secara bersamaan,
sangat memungkinkan terjadinya interaksi. Interaksi yang mungkin terjadi :
- Captopril dapat berinteraksi dengan antasida.
Antasida dapat menurunkan absorpsi captopril, sehingga antasida dan captopril tidak boleh dikonsumsi bersamaan. Harus
ada jarak waktu yang cukup antara saat konsumsi antasida dan captopril, sehingga
interaksi keduanya dapat dihindarkan.
- ISDN, meningkatkan efek hipotensif
dari captopril, dan bisoprolol
- Efek hipotensif ISDN diantagonis
oleh AINS (meloksikam) (BN7 57; Appendix).
c. Saran
Berdasarkan
hasil penelusuran pustaka diatas, maka:
- Dosis meloksikam sebaiknya dikurangi, yaitu hanya
7,5 mg/hari, mengingat pasien telah lanjut usia, kemungkinan resiko reaksi obat
merugikannya akan meningkat yang berupa
kerusakan atau penurunan fungsi ginjal. Begitu pun dengan lama terapinya
sebaiknya dibatasi. Sampaikan pada pasien untuk segera menghentikan konsumsi
meloksikam ini bila gejala nyeri pada badan telah mereda.
- Saat pasien merasa nyeri dada, dan menggunakan ISDN,
hindari mengkonsumsi meloksikam juga, karena meloksikam dapat mengantagonis
kerja ISDN
- Antasida sebaiknya tidak digunakan
Semoga sharingan ini bisa membantu rekan sejawat Apoteker dalam memahami resep obat secara raional
Dikutip : dari berbagai sumber